Surat Terakhir dari Kak Rosa
Oleh: Sevty Agustin
Malam itu,aku memasuki rumah dengan perlahan lahan.
Kuperhatikan satpam rumahku terlelap ditempatnya. “hahhh,amaan,”pikirku
dalam hati. Tetapi baru selangkah memasuki ruang tamu,teriakan mama
sudah terdengar ditelingaku. “Niaaaaaaaa…! Jam sepuluh kamu baru pulang.
Kemana aja kamu?” teriak mamaku. “mmmm,anu.. Aku habis kerja kelompok
dirumah temen ma,” jawabku berbohong. “Kamu ini..!Udah pinter bohong
sekarang ya.. Nih apaan!?” kata mama sambil mengangkat kantung plastic
belanjaanku. “Duh!Bego banget. Kenapa gak sadar ya aku megang kantung
belanjaan nih”ujarku dalam hati. “Niaaaa.. Kamu ini udah pulangnya
malem,terus udah berani bohong sama mama. Tiru tuh kakakmu,Rossa. Gak
pernah bohong. Terus malam malam gak keluyuran kayak kamu. Malam malam
dia belajar pelajaran buat besok pagi.” Kata mamaku panjang lebar.
Huh!Lagi lagi kak Rosa. Selalu kak Rosa. Kak Rosa adalah kakakku satu
satunya. Kak Rosa memang beda denganku. Kak Rossa pendiam dan pintar.
Sedangkan aku cerewet dan gak ada pinter pinternya. Kadang aku berfikir
aku bukanlah anak kandung mamaku yang seorang single parent.
“Sekarang kamu masuk ke kamar. Mulai besok, pulang
sekolah harus langsung pulang. Gak boleh keluyuran kemana mana lagi!”
kata mama untuk sekian kalinya. Beliau sepertinya sangat marah denganku.
Aku memasuki kamarku dengan langkah gontai. Akh..! Coba aja aku anak
tunggal dan gak punya kakak seperti kak Rosa!
Keesokan harinya aku pergi ke sekolah dengan buru buru.
Cepat cepat aku turun ke bawah dan duduk di meja sarapan bersama mamaku.
Tak kulihat kak Rosa disana. “Ma,kak Rosa mana?”tanyaku ingin tahu.
“Kak Rosa udah berangkat duluan. Mangkanya,biasain kamu bangun pagi pagi
seperti kak Rosa,jadinya gak telat kayak gini”ujar mamaku yang lagi
lagi membandingkan aku dengan kak Rosa. Tak kugubris perkataan mamaku
karena saat ini yang kupikirkan adalah cepat cepat ke sekolah supaya gak
telat nyampenya.
“Hh..hh.. Nyaris aja gue telat.” Kataku dengan napas
tersengal sengal. “Woy, Nia my honey.. Telat mulu’ lo!” ujar Dista teman
sebangkuku. “Udah deh,jangan bikin gue tambah kesel!” ujarku. “Kesel
kenapa say?Gara gara kakak lo?”Tanya Dista. “Siapa lagi”, sahutku datar.
Dista hanya geleng geleng kepala dan langsung mengeluarkan buku
pelajaran Fisika karena pak Ahmad sudah ada didepan pintu. Pelajaran
Fisika pun berlangsung dengan rasa kantuk mendengar ocehan dari pak
Ahmad.
“Cepetan Nia. Entar obral baju didepan stasiun udah
keburu abis..”, teriak Dista. Buset deh suara tuh anak kenceng banget
sampe kedengeran dari kantor guru. “Iya, iya. Lagian salah Bu Mianya
nih, ngehukum nyuruh gue nulis 2 lembar rumus mtk”, kataku ngedumel.
Kulihat reaksi Dista hanya diam. “Woi,lo kerasukan ya? Bengong aja,jadi
pergi gak?”, kataku. “mmmm,kayaknya gak bisa deh Nia,tuh kakak lo udah
jemput di gerbang sekolah”ujar Dista. What?! My sister ngejemput gue?
Tumben banget. Paling dia Cuma nyari muka didepan mama sok sok mau
ngejemputku. Kuhampiri kak Rosa yang berada didalam mobil bersama sopir
keluarga kami. “Ngapain kakak ngejemput aku?Aku gak minta dijemput!”
ujarku dingin. “Kakak sekali sekali pengen jemput adik kakak yang manis
ini”, kata kak Rosa. “Udah deh,kakak gak usah sok manis didepanku. Kakak
Cuma nyari muka aja kan didepan mama dengan sok sok jemput aku!”,
kataku dengan nada yang tidak enak didengar. “Nggak Nia,kakak sama
sekali gak…” omongan kak Rosa langsung kupotong “udahlah! Aku gak butuh
penjelasan kakak.” Kataku sambil berlari meninggalkan kak Rosa. Sekilas
kulihat mata kak Rosa berkaca kaca. “Alah,paling cuma akting”, gumamku.
Kini aku hanya berlari gak tau tujuanku mau kemana. Yang jelas ketempat
yang lebih tenang.
Aku baru pulang kerumah setelah jam menunjukkan pukul
20.12 malam. Kubuka pintu rumahku, dan terlihatlah mama sudah berdiri
didepan pintu bersama kak Rosa. Aku sudah pasrah bakal dimarahin mama
habis habisan. “Niaaa..Lagi lagi kamu bikin onar. Terus ngapain lagi
tadi siang pake acara bentak bentak kakakmu?”, kata mama penuh emosi.
“Oh,jadi dia ngadu ngadu ke mama? Terus dia bilang apa lagi tentang
aku?”,kataku tak kalah emosi. “Nia,kakak gak bilang ke mama tentang
kejadian tadi siang”,kata kak Rosa dengan mata berkaca kaca. “Udah
deh,kakak gak usah sok nangis nangis segala. Kakak tu jahat! Kakak slalu
ngerebut perhatian mama dariku!Mending kakak gak udah ada didunia ini.
Aku benci sama kakak!,” teriakku dengan air mata yang sudah membanjiri
pipiku. Kemudian Plakk! Mama menampar pipiku. “Nia,bukan kak Rosa yang
bilang ke mama.Tapi pak Salman yang bicara langsung dengan mama. Kamu
gak pantas ngomong begitu! Dia itu kakak kandung kamu sendiri! Kamu
memang beda dengan kakakmu!”, kata mamaku yang sama sekali gak ngerasa
bersalah setelah menamparku. “Udah ma,ini bukan salah Nia,”ujar kak
Rosa. “Ya,aku memang beda dengan kak Rosa. Kak Rosa seribu kali lipat
lebih baik disbanding aku. Atau jangan jangan aku bukan anak kandung
mama dan adik kandung kak Rosa. Dia selalu aja menyita perhatian mama.
Di mata mama aku slalu salah. Aku benci dengan kalian semua!” ujarku
sambil berlari meninggalkan mereka. Hatiku pedih dan remuk. Mengingat
mama menamparku,mengingat kak Rosa penyebab semua ini.Aku terus berlari
sampai aku menangkap sebuah cahaya didepanku dan aku terdorong ke depan
menabrak pohon besar didepanku. Bruuuk! Suara tabrakan yang keras,belum
sempat melihat siapa yang tertabrak,aku sudah tak sadarkan diri.
Mataku terasa berat sekali. Saat benar benar sadar aku
sudah berada dirumah sakit dengan mama duduk sambil menangis disamping
ranjang. “Ma,apa yang terjadi?” kataku pelan. “Kemarin ma…lam sa..at
kejadian itu kakakmu me..ninggal tertab…rak mobil demi nye..lamatin
ka..mu sayang,” kata mama sesegukan. Apa?! Kak Rosa meninggal? Itulah
harapan yang kuinginkan sejak dulu. Hidup tanpa kehadiran kak Rosa.
Entah harusnya aku senang atau sedih. Tapi jauh didalam hatiku aku
merasakan pilu dan sedih yang luar biasa. Tanpa sadar aku menangis. Ya
Allah,apakah aku begitu kejam membenci kakakku yang meninggal gara gara
menyelamatkan aku? Apakah aku menyesal menyalahkan kakakku yang tak
pernah menyalahkan aku? “Ma..mama bohong kan?kak Rosa gak meninggalkan
kan?” kataku dengan air mata yang semakin deras. “Benar saying.. Kak
Rosa udah meninggal karena luka yang terlalu parah.Besok hari
pemakamannya.Ini ada surat dari kak Rosa sebelum dia meninggal.” Ujar
mama sembari memberikan sepucuk surat kepadaku. Kubaca perlahan lahan
baris tiap baris surat itu.
Dear Sania adik kakak yang kakak sayangi,
Nia,kakak tau kamu marah sama kakak,kamu benci sama kakak. Kakak juga
tau selama ini kamu sedih slalu dibanding banding dengan kakak. Tapi
kakak gak bermaksud begitu terhadap kamu Nia. Kakak sangat sayang sama
Nia dan maaf apabila kakak udah nyakitin hati kamu.Kakak juga minta maaf
krn gak bisa jadi kakak yang terbaik buat kamu. Dan apabila ini surat
terakhir kakak untukmu,tolong jangan pernah marah dengan kakak lagi.
Kakak ingin kamu slalu tersenyum. Dan jika kakak udah gak ada
lagi,tolong jaga mama baik baik dan jangan kecewain mama. Sesungguhnya
mama dan kakak sangat menyayangimu Nia.
Kak Rosa
Hatiku miris membaca surat terakhir dari kak Rosa. Kakak
yang selama ini kubenci, kakak yang selama ini aku hiraukan ternyata
sama sekali tak pernah benci terhadap sikapku. Kulihat tulisan tangan
yang dibuat kak Rosa berantakan. Pasti saat itu dia sedang menahan sakit
menulis surat ini. Kemudian aku menangis dipelukan mama.
Hatiku miris melihat kakakku dikubur didalam tanah. Tak
bias kutahan air mata yang sejak tadi membendung dikelopak mataku. Mama
menangis sejadi jadinya. Aku sangat menyesal telah membenci kakakku satu
satunya. Sekarang tinggal aku sendiri di tempat peristirahatan terakhir
kakak. Kurogoh sakuku dan kukeluarkan sepucuk surat yang kutulis,
Dear kak Rosa yang kusayangi,
Kak,Nia mau minta maaf sama kakak. Harusnya Nia minta maaf dari dulu,
tapi Nia baru sadar bahwa kakak adalah kakak yang Nia sayangi satu
satunya. Kakak gak perlu minta maaf ke Nia karena kakak gak salah.
Nialah yang salah sejak awal. Nia selalu benci dengan kakak,padahal
kakak gak pernah benci sama Nia. Nia gak tau kalo kakak menanggung beban
seberat ini gara gara Nia slalu bentak bentak kakak. Kakak adalah kakak
yang terbaik bagi Nia.Kakak gak pernah marah waktu Nia marah marah sama
kakak Nia memang adik yang gak tau diri. Tapi Nia janji slalu ingat
pesan kakak buat jagain mama. Semoga kakak mau maafin Nia dan kakak
tenang disana..
Nia
Kuletakan surat dariku untuk kak Rosa diatas tanah
kuburan. Lalu kuhapus air mata yang membanjiri pipiku dan pergi
meninggalkan pemakaman dengan hati yang begitu miris.
Nama: Sevty Agustin
Tgl Lhr: 17 Agustus 1997
Facebook: Sevty Agustin
Twitter: @sevty_agustin
Read More ->>